kosong

have you ever heard this song?
hari ini saya mendengarkannya berulang ulang kali, kenapa?
entahlah, tiba tiba keputer di playlist mp3 saya..
judulnya dance with my father again, dibawakan dengan sangat apik! halah, oleh almarhum om luther vandross.
tema lagunya simpel sekali, tentang seorang anak yang merindukan kehadiran sosok ayahnya yang pindah domosili dari bumi ke nirwana sana..
seorang anak yang mengenang kembali sosok ayah yang begitu menyayangi dan ia sayangi..
lagu ini tentang kerinduan yang sangat tulus buat saya pribadi..
ini lagu cinta, terhadap orang tersayang yang saat ini sudah tidak ada secara nyata disamping kita..
secara spesifik, orang itu adalah seorang ayah..
bukan bermaksud buat curhat ato terngehek ngehek dengan kenyataan yang saya alami sendiri, tapi memang lagu ini berarti sangat dalam bagi hidup saya..
ini adalah lagu yang takut untuk saya dengarkan selama beberapa saat sejak kepergian ayah saya..
lagu ini pernah menjadi musuh saya..
kenapa? karena lagu ini mengingatkan kenyataan bahwa ibu saya kehilangan seseorang yang tidak hanya suami baginya, tapi juga sahabat terdekatnya, dan saya,kehilangan seorang panutan, dan tentu saja ayah terbaik, terlucu dan paling mengerti saya, sahabat pertama dalam hidup saya..
dan lagu ini mewakili semua kenangan tentangnya baik sebelum, maupun sesudah ia tiada..
and it goes like this..

back when i was a child,
before life removed all the innocence,
my father would lift me high,
and dance with my mother, and me,
and then..
spin me around 'till i fell asleep,
and up the stairs he would carry me,
and i knew for sure, i was loved,

if i could get, another chance,
another walk, another dance with him,
i'd play a song that would never ever end,
how i'd love love love..
to dance with my father again

when i and my mother would disagree,
to get my way i would run from her to him,
he'd make me laugh just to comfort me,
yeah yeah..
then finally make me do just what my momma said

later that night when i was asleep,
he left a dollar under my sheet,
never dreamed that he,
would be gone from me..

if i could steal one final glance,
one final step,
one final dance with him,
i'd play a song that would never ever end,
coz i'd love love love,
to dance with my father again.

sometimes i'd listen outside her door,
and i'd hear how my momma cried for him,
i pray for her even more than me..
i pray for her even more than me..

i know im praying for much too much,
but could you send me the only man she loved?
i know you dont do it usually,
but dear Lord she dying..
to dance with my father again..

every night i fall asleep and this is all i ever dream..

ya begitulah..
aura mengenangnya makin kencang terutama karena dalam hitungan hari, abang saya yang paling badung akan segera melepas masa keplayerannya dengan dipersunting oleh seseorang, jiahahahahahaha, papa pasti ngakak ni kalo tau si odot mau nikah, ckckckckck.. saya malas menghadiri perhelatan itu, bukan karena gak senang liat abang saya senang, hanya saja, saya tidak akan tahan dengan keharuan yang pasti terjadi..
tidak mudah menerima kehilangan..
saya ini, bukan manusia yang bisa bebas mengekspresikan hati..
saya takut meledak..
saya ini absurd..
sayalah maul.. IHAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA CTARRRRRRRRRR CTARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR..

aku si kambing jalang*sigh*

saya ini, manusia resah yang banyak maunya..
manusia absurd yang selalu mencari cara untuk bergerak ke segala arah meskipun jelas jelas ada tanda STOP kepampang didepan muka..
orang udik yang gak bisa ngerti arti kata cukup..

selalu merasa ada yang kurang..
selalu ada yang salah..
ada yang tidak sesuai dengan yang saya mau..
egois.. mungkin itu memang nama tengah saya..
egois ato sakit jiwa?
saya pilih yang kedua! terdengar lebih bermartabat daripada jadi manusia egois, bukan begitu betul?

haaaaaaaaaaaaaaah..

*duduk merenung dipinggir pantai.. menatap kosong pada langit sore.."

saya ingin menjadi manusia yang sederhana, yang puas akan apa adanya saya, yang merasa cukup dengan segala kelebihan dan kekurangan saya, dan yang berani menatap hidup dengan perasaan, ekspresi wajah dan pemikiran yang tanpa curiga, bukan hidup dalam keparnoan, kekompleksitasan yang saya ciptakan sendiri, terutama tanpa sudut pandang sinis dan pesimis yang mengutuk saya selama seumur hidup ini..
serta tanpa harus selalu menoleh kebelakang..